Saturday, February 26, 2011

Pilihanku.....

Bismillahirrohmannirrohim.....

Ku tatap kalamMu.... tiada lain ku tatap selain namaMu.....
Ya Allah... padaMu ku serah kan jiwa ini... Kaulah berkuasa atas jiwa ini... tika jiwa ku gersang... Kau lebih mengetahui itu ya Allah... mungkin diri ini sering melupakan Mu ya Allah... ya Allah ampunilah semua salahku.... hanya pada Mu tempat ku meminta.... ku tak mengetahui rahsiaMu ya Allah.... bila kah saatnya, detiknya, jamnya, tikanya menyahut seruan maut dari Mu... ku tak mengetahui rahsiaMu itu....
bertapa luasnya nikmat yang telah Kau kurniakan padaku... namunn betapa sikit ku mensyukuri nikmat mu.... nikmat iman, nikmat islam dan banyak lagi nikmat yang kau kurniakan.... tak terhitung betapa luas nikmat yang Kau limpahkan... itu tanda kasihMu....
kelihatan saat ini, dengan izinMu ku nukilkan kata.... hmmm.... jalan ini adalah pilihanku ku... kini, ku menuntut ilmu di perantauaun, ku tak menyangka ku berada di sini... hari ini di bumi Mu.... (indonesia) hati ku kuat mengatakan, inilah langkahku... langkah yang akan menuntun ku ke jalanMu.... InsyaAllah... pimpinlah aku ya Allah... pernah terlintas di benak ini.... ku tak layak berada di jalan ini, ku tak layak... itu yang sering terlintas di benak nie... namun itu lah rahmatMu... ku perlu kuat kan tekad... apapun keadaan, inilah jalan yang Kau janjikan itu... di sini ku tak bersendirian, ku ditemani sahabat... sahabat yang seiring jalanku.. kak Nur, Kak Long, Ara, T'ah,Anim, Sarah.......sahabat yang akan mengukir janjiMu..... pimpinlah kami ya Allah... langkah ini, tak kan terhenti, selagi denyutan nadi tak terhenti...

~hamba kerdil~90...

Friday, February 18, 2011

Syahadatul Haq




Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Al-‘Alaq (96) : 1-5

Dalam wahyu yang pertama ni, Allah mengenalkan Tuhan Yang Maha Berkuasa dan Maha Bijaksana (Allah SWT) kpd Rasulullah SAW. Pada saat itu, Rasulullah sgt ketakutan dan baginda terus pulang ke rumah dan menyelimutkan diri. Semasa masih ketakutan, Allah turunkan pula wahyu-Nya yg kedua:

Wahai orang yang berselimut. Bangunlah dan berilah peringatan. Dan agungkanlah Tuhanmu, dan bersihkanlah pakaianmu, dan tinggalkanlah segala (perbuatan) yang keji, dan janganlah engkau (Muhammad) memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah. ”

Al-Muddassir (74) : 1-7

Kalau kita renung sejenak, first wahyu adalah utk beriman dgn Tuhan Yang Maha Esa, lepas tu Allah menyuruh Rasulullah bangun untuk memberi peringatan kepada manusia, bukannya suruh solat lima waktu sehari semalam or berpuasa di bulan Ramadhan. Kenapa ek?

Okay, mari kita wat analogi sket. tetiba kita jumpa satu site yg jual tiket flight blk msia utk bulan julai dgn harga 300.000 rp naik air asia, ape kita buat? surela kita bgtau kt sumea org, kn? Nnt xdela diorg beli tiket mahal sampai berjuta-juta rp kan.. kalau diorg x percaya, kita usaha gak tunjuk kt diorg tmpt yg jual tiket tu, nk buktikan yg kita ckp tu betul. Rasanya benda tu mmg ‘tindakan reflects’ bg semua org, kan? Kalau ada yg simpan sorg2, biarkn org lain beli tiket mahal, mmg selfish betullah org tu, x leh nk kata apa dah..

Macam tu jugakla dgn Islam. bg kita yg dh bertemu jalan yg benar, sudah sepatutnya lah kita memberitahu dan mengajak org lain yg masih belum dapat sinar, agar kita sama2 menjadi org yg beruntung. X kan nk masuk syurga sorg2, n biarkan je org lain masuk neraka, kan? Setiap umat islam itu tetap akan masuk syurga lambat or cepat. Biar sebanyak mana pun dosa yg dilakukan, kalau kita yakin dgn syahadah kita bahawa tiada Tuhan yang disembah melainkan Allah, dan Muhammad itu adalah pesuruh Allah, dan selagi tidak melakukan benda2 yg boleh membawa kpd syirik, kita tetap akan masuk syurga akhirnya. Tp kena masuk neraka dulula, kalau dh byk dosa tu. Huhu.. Nauzubillah.. Semoga kita termasuk dlm golongan org2 yg dpt masuk terus ke dlm syurga. Ingatlah, azab neraka tu sgt dahsyat..

So, maksud sebenar syahadatul-haq ini adalah menjelaskan kpd seluruh manusia tentang kebenaran yg nyata ini dan membimbing mereka utk melalui satu2nya jalan yg menghubungkn mereka ke arah kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Sebagai contoh, kita singkap kembali kisah Abu Dzar Al-Ghiffari yg bila dia beriman je, terus dia menyeru org ramai supaya turut beriman, wlpun, dia tau dia akan dipukul teruk oleh org2 kafir Quraisy. Sepatutnyalah kita mencontohi sifat Abu Dzar ni, yg kerana sgt indahnya Islam tu, seboleh2nya dia nk org lain merasakan juga apa yg dia rasa..

Ada satu lg soalan yg perlu dibangkitkan di sini. Apakah yg dimaksudkan dgn ‘aku naik saksi’ or ‘aku bersaksi’ dlm kalimah syahadah tu? Ia bukan shj membawa maksud yg kita mengakui dgn sepenuh hati, lisan dan perbuatan yg tiada Tuhan yg disembah melainkan Allah, dan Muhammad itu pesuruh Allah, tp ia membawa maksud yg lebih luas dr itu. Utk menjawab soalan ini, mari kita renung ayat ni plak:

“Dan demikian pula Kami menjadikan kamu (umat Islam) ‘umat pertengahan’ agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu…”

Al-Baqarah (2) : 143

Di dalam ayat tersebut, Allah ada menyebut yg umat islam ini adalah umat pertengahan. Apakah maksud umat pertengahan tu? Maksudnya, kita (umat islam) adalah perantara antara Rasulullah dan manusia seluruhnya, utk menyampaikan kalimah Allah di muka bumi. Umat islam ini menjadi saksi kepada org lain tntg kebenaran yang disampaikan oleh Rasulullah, sedangkan Rasulullah itu sendiri menjadi saksi kpd kita.

misalnya macam ni..

Ada satu syarikat ni, dia ada buat produk menguruskan badan. Macam mana nk menjual produk tu? Tentulah dgn membuat promosi habis2an, buat iklan utk tunjuk keberkesanan produk yg dijual. Bukan setakat iklan je, dia amik bbrp org utk jadi model / saksi kpd org ramai, nk tunjukkan yg dlm bbrp minggu je, model2 ni dh kurus melidi.. barula org percaya, kan?

Macam tu jugakla dgn kita. Sbg seorang muslim, kita adalah saksi kpd manusia yg lain tentang keindahan dan kesempurnaan Islam. Kita kena tunjukkan dan yakinkan org lain bahawa Islam itu agama yg benar, yg membawa kebahagiaan di dunia dan di akhirat..

So, jelaslah di sini maksud ‘syahadatul-haq’.. Tuntutan syahadatul-haq ini telah Allah sebut dalam firman-Nya:

“..Katakanlah: “Apakah kamu lebih mengetahui ataukah Allah, dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang menyembunyikan syahadah dari Allah yang ada padanya?” Allah tidk lengah terhadap apa yg kamu kerjakan.”

Al-Baqarah (2) : 140

Jelaslah di sini bahawa Allah menuntut kita supaya melaksanakan tuntutan syahadatul-haq ni. Nnt kat akhirat kelak, kalau ada org bukan Islam yg berhujah dgn Allah, mengatakan yg dia x tahu Islam sbb x de org yg bgtau kt dia, macam mana? Kotnya dia menuding jari kt kita, menyalahkan kita yg x pernah berusaha utk menerangkan tntg Islam kpd dia, Nauzubillah..

Tapi, bagaimanakah caranya utk menunaikan tuntutan ini? Sebab tu kita kena berdakwah.‘Dakwah’ bermaksud ‘mengajak’. Apabila kita hendak berdakwah, bukanlah bermaksud kena buat program itu program ini, or berceramah pasal agama je. Ajak org pegi program pun dh dikira berdakwah. Bercerita kisah2 pengajaran, berbuat baik dgn org, membantu org yg dibelenggu kesusahan pun dikira berdakwah gak.

....dakwah terbahagi pada dua Bukan sahaja kita berdakwah kpd org yg bukan islam utk mengajak kpd Islam, tp kita juga perlu berdakwah kpd org yg sudah sedia islam, supaya dpt bersama2 memahami Islam yg sebenar, dan mengikut segala ajarannya... Segala apa yg kita lakukan perlu dijaga. Bukan sahaja utk diri kita sendiri, tapi kita membawa imej Islam di mata org lain. Kalau kita sebut je yg Islam itu bagus, tapi tak menunjukkan bukti, susah org nk percaya..

Oleh itu, marilah kita sama2 muhasabah balik diri kita, adakah kita telah menunaikan tuntutan syahadatul-haq ini.. , sama2lah kita berusaha utk menunaikan haq Allah nie...

insyaAllah... moga Allah permudahkan urusan kita nie...

Wednesday, February 16, 2011

Niat ini hanya untukMu....



Niat, ada kaitannya dengan keikhlasan, sangat erat hubungannya dengan ketauhidan (tidak mempersekutukan Allah dengan apapun), dan sama dalam banyak segi bahasanya dengan kata “motivasi”.

Kata seorang ulama, perkara kecil menjadi besar (nilainya/pahalanya) dikarenakan niat, dan perkara besar menjadi kecil dikarenakan niat.

Karena itu, sangat sangat sangatlah penting untuk selalu menata niat di awal suatu perbuatan. Sesuatu yang sudah rutin kita lakukan, sering luput dari penataan niat yang benar, sehingga kita menjadi jenuh, bosan, bahkan akhirnya hilang ketertarikan terhadapnya. Hanya dengan menata niat yang lurus kepada Allah, sesuatu yang rutin, yang cenderung memeras waktu, memakan tenaga, menguras pikiran, membosankan jiwa, bisa tetap menjadi amal yang kita lakukan dengan sepenuh hati karena kita tahu dalam menata niatnya.

Bahkan, perbuatan baik belum tentu dibalas kebaikan kalau ternyata kita menyembunyikan pamrih. Kalaupun orang tak mengetahuinya, sungguh Allah mengetahui bisikan di hati selirih apapun. Godaan syetan akan selalu datang, dan hati tak boleh mudah dirayu. Setiap kali merasa hati terbujuk oleh rayuan syetan untuk menghitung-hitung dalam beramal demi faktor duniawi, maka saat itulah hati harus segera diajak kembali kepada Allah.

Dari Abu Hurairah yang berkata, saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya orang yang pertama kali diadili pada hari kiamat adalah seseorang yang mati syahid di jalan Allah. Dia didatangkan kemudian ditampakkan kepadanya nikmat-nikmat yang diberikan kepadanya maka dia pun mengakuinya. Allah bertanya, “Apa yang kamu lakukan dengannya?” Dia menjawab, “Aku berperang untuk-Mu sampai aku mati syahid.” Allah berfirman, “Engkau dusta, sebenarnya engkau berperang karena ingin disebut sebagai pemberani. Dan itu sudah kau dapatkan.” Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk menyeretnya tertelungkup di atas wajahnya hingga dilemparkan ke dalam neraka.

Kemudian seorang yang menuntut ilmu dan mengajarkannya dan juga membaca Al Quran. Dia didatangkan kemudian ditunjukkan kepadanya nikmat-nikmat yang sudah didapatkannya dan dia pun mengakuinya. Allah bertanya, “Apakah yang sudah kau perbuat dengannya ?” Maka dia menjawab, “Aku menuntut ilmu, mengajarkannya dan membaca Al Quran karena-Mu.” Allah berfirman, ”Engkau dusta, sebenarnya engkau menuntut ilmu supaya disebut orang alim. Engkau membaca Quran supaya disebut sebagai Qari’.” Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk menyeretnya tertelungkup di atas wajahnya hingga dilemparkan ke dalam neraka
Kemudian ada seseorang yang telah mendapatkan anugerah kelapangan harta. Dia didatangkan dan ditunjukkan kepadanya nikmat-nikmat yang diperolehnya. Maka dia pun mengakuinya. Allah bertanya, “Apakah yang sudah kamu perbuat dengannya?” Dia menjawab, “Tidaklah aku tinggalkan suatu kesempatan untuk menginfakkan harta di jalan-Mu kecuali aku telah infakkan hartaku untuk-Mu.” Allah berfirman, “Engkau dusta, sebenarnya engkau lakukan itu demi mendapatkan julukan orang yang dermawan, dan engkau sudah memperolehnya.” Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk menyeretnya tertelungkup di atas wajahnya hingga dilemparkan ke dalam neraka.”

(Diriwayatkan oleh Muslim dan Nasai, dan diriwayatkan oleh Tirmidzi dan ia menghasankannya, dan diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam shahihnya)


Tapi, bukan berarti dengan demikian kita menjadi takut berbuat baik. Sungguh, tidak ada satu amalan yang bebas bersih dari noda bisikan syetan. Yang ada, adalah bagaimana usaha kita dalam menjaga amalan itu untuk tetap lurus mengharap ridha Allah.

Maka, ujiannya adalah ketika pujian atau cacian datang. Bagaimanakah tanggapan kita? Kalau kita menjadi sumringah dan besar kepala karena pujian, atau menjadi masam dan kecil hati karena cacian, maka bisa jadi kita salah menaruh pondasi niat kita. Telah kita letakkan pondasi niat itu di bawah bangunan duniawi yang rapuh, sehingga mudah rapuh oleh cacian dan pujian.

Orang yang ikhlash, adalah sama saja, ketika mendapat pujian atau cacian. Karena dia tidak melihat pandangan manusia, dia hanya mengharap keridhaan Allah Ta’ala.

Syaikh Hasan Al Banna,

“Yaitu setiap muslim meniatkan dengan perkataannya, perbuatannya dan jihadnya seluruhnya hanya untuk Wajah Allah, mengharap keridhaanNya dan kebaikan ganjaranNya, tanpa melihat kepada harta atau kemasyhuran atau kedudukan atau pangkat atau kemajuan atau kemunduran. Dan dengan demikian ia pejuang fikrah dan aqidah, bukan pejuang kepentingan dan kemanfaatan.”

Biarkan Allah yang menilai hati dan amalan kita. Jangan kita berharap pada sesama ciptaan-Nya yang fana, jangan pula terhenti untuk bercermin karena pujian, jangan pula berbalik ke belakang karena cacian. Seberapa banyak amal baik kita, dan seberapa baik amal baik kita, tetap saja Allah yang Maha Mengetahui siapa di antara kita yang paling bertaqwa.

“…Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.” (QS An-Najm: 32)


Tinta Nurani.....: Cita-cita

Tinta Nurani.....: Cita-cita: "Sejauh manakah cita-cita anda? Ingin menjadi seorang doktor, ahli perniagaan berjaya, jurutera atau mungkin perdana menteri? Semua kerjaya t..."

Tinta Nurani.....: Mudahnya mengeluh.. syukarnya bersyukur...

Tinta Nurani.....: Mudahnya mengeluh.. syukarnya bersyukur...: "Begitu mudah sekali melontarkan keluhan. Keluhan demi keluhan keluar dari bibir tanpa disedari. Kita mengeluh atas perkara-perkara yang reme..."

Thursday, February 3, 2011

langkah sang samudera....

Langkah sang samudera.... tak kan pernah ada kata akhirnya, selagi nyawa di badan... dengan lafaz Bismillahirrohmanirom....dengan kalimah syahadah.... sujud syukur kehadratMu.....

ku harap, kalimah itu tak kan pernah pudar di hati ini...
tanpa ku sedari dulu ku pernah mengukir janji padamu, itu adalah kalimah karamat buatku bergelar insan kerdil di pentas yang fana ini....
janji setia... itu akan ku hadap padaMu kelak...
titahMu..tak kan terhapus di muka fana ini...
itu lah sunnahMu....

Ya Allah...
pimpinlah
hamba mu ini....
di jalanMu....

Kau berikan kekuatan pada hambaMu....
Kau jadikanlah setiap kalimah cintaMu...
terpahat di hati...
kau permudahkan aku mengamalkannya....